Assalamualaikum Masjid Pink
22.24
KLIA
Berkali-kali ke Malaysia
menggunakan budget airline membuat
saya tak pernah mendarat di KLIA satu, selama ini mendarat di LCCT atau KLIA2.
Kini saya dan teman-tema Jubilee sedang bercanda-canda di dalam trem kecil yang
menghubungkan antar terminal di Kuala Lumpur International Airport ini.
Sebelum menuju area parkir, dimana bus jemputan kami menunggu, saya sempat membeli simcard dulu. Kalau ke Malaysia saya selalu beli simcard DIGI, karena tarifnya sedikit lebih murah dan mirip dengan Indosat kalau di Negara kita.
Sebelum menuju area parkir, dimana bus jemputan kami menunggu, saya sempat membeli simcard dulu. Kalau ke Malaysia saya selalu beli simcard DIGI, karena tarifnya sedikit lebih murah dan mirip dengan Indosat kalau di Negara kita.
Putrajaya
Tujuan kami yang pertama
adalah Putrajaya. Tak sampai satu jam dari KLIA, kami sudah sampai di
Putrajaya. Dari jembatan yang menjadi penghubung dataran Putrajaya, sudah
terlihat menterengnya gedung-gedung perkantoran. Jalan raya begitu luas, sepi.
Meskipun sepi namun tidak ada mobil yang melintas dengan kecepatan super. Kami
makan siang di mall Alamanda. Seperti biasa, setiap ke Malaysia saya suka
sekali membeli paket nasi lemak di KFC. Sayang, paket nasi itu sudah punah,
mungkin KFC Malaysia merugi. Bagaimana tidak, paket nasi lemak yang harganya
9RM (kurang lebih Rp 30.000an) berisi nasi, ayam KFC, telur ceplok dan sambal
teri. Nah bikin ngiler kan. Makanya
saya setiap ke Malaysia selalu merelakan diet saya hancur demi paket ini yang
Alhamdulillah punah, jadinya saya tetap selamat ga makan nasi.
Di Putrajaya sebuah alun-alun berupa lapangan besar yang berhadapan
dengan sebuah masjid berwarna pink. Sebelum menunaikan sholat ahar di sana,
kami sempatkan foto-foto di luar pelataran masjid yang memang cantik itu. Yang
membuat kagum, di dalam masjid ini harus benar-benar menutup aurat, bagi yang
belum berhijab seperti saya, diharuskan mengenakan jubah berwarna merah marun,
ah pokoknya bagus deh.
Dari Putrajaya kami menuju
Kuala Lumpur, saat itu sedang jam pulang kerja, memang negara serumpun,
macetnya luar biasa persis di Jakarta. Dan kami tiba di kawasan Bukit Bintang
menjelang jam 7 malam. Itupun diturunkan di depan Fahrenheit Mall sehingga kami
sedikit berjalan kaki menuju penginapan.
Kami menginap di Gold Tree
Boutique Hotel benar-benar terletak di samping Fahrenheit Mall. Harganya pun
terhitung murah (kisaran harga 400 ribu semalam) untuk hotel di kawasan happening seperti Bukit Bintang ini.
Setelah urusan Check in dan pembagian
kamar selesai, kami beristirahat di kamar kemudian jalan malam menuju kawasan
belanja Sungai Wang.
Mungkin sudah menjadi
rahasia umum bahwa minuman susu Instant MILO di Malaysia ini lebih enak yang
dibanding di Indonesia, entah mengapa. Di kawasan Sungai Wang ada Giant Supermarket yang menjual aneka
minuman instant seperti coklat Checkhup
dan lain-lain dengan harga murah dibanding kawasan Pasar Seni. Memang
keberuntungan, saat itu beberapa minuman instant dan biskuit oat sedang diskon. Jangan tanya, semua
orang kalap malam itu.
Alor
Kawasan kuliner terkenal di
area Bukit Bintang adalah ALor. Dari perempatan jalan di bawah jalur monorail
cukup berjalan lurus sampai ada KFC kemudian belok kanan, Voilaaa … harum masakan khas Melayu dan aneka seafood akan segera menyambut.
Kami duduk bertiga di sebuah
kedai teh tarik, memesan bihun Singapore yang lembut sekali ditambah dengan
cumi goreng tepung dan sayap ayam bakar (kalau yang ini beli di penjual
gerobakan). Suasana ramai luar biasa, penuh wisatawan yang sedang memanjakan
perutnya. Makin malam keramaian tak jua surut. Menjelang pukul sepuluh malam
kami kembali menuju hotel, meski diselingi mampir ke toko ini itu. Trip kali
ini yang terus berpindah lokasi membuat kami harus siap packing setiap malam.
0 comments
Blog ini adalah "kelas kecil" Miss Yunita, tempat menikmati kisah sambil minum kopi. Terima kasih sudah berkunjung. Kalau suka boleh komentar, boleh juga di-share. Mohon tidak meninggalkan link hidup.