Keluarga Berani, Tak Takut Diare
08.51
Meet My Family
Perkenalkan ini keluarga saya.
Papa -yang akhir-akhir ini kami panggil Abah- Mama dan kedua adik saya. Oh ya
keluarga besar saya lengkap dengan adik ipar dan kedua ponakan yang lucu,
menggemaskan dan kadang menyebalkan. Kedua ponakan saya ini yang memberikan
panggilan baru untuk Mama dan Papa saya menjadi Abah dan Uti.
Keluarga saya suka sekali
jalan-jalan dan tentu saja makan, bisa dilihat dari ukuran tubuh kami kan?
Hehhehe …
![]() |
Picnic Time ... |
Sebagai keluarga berasal dari Jawa
Barat, tentu saja masakan sunda adalah makanan kegemaran kami. seperti yang
banyak diketahui orang, masakan sunda terkenal dengan sambal seuhah yang pedas luar biasa dan lauk
pauknya.
Baca juga keluarga senang makan
The Best Chef
Mama adalah The Best Chef bagi
keluarga besar kami, tak heran anak dan suaminya gemuk-gemuk. Mama adalah orang
yang selalu punya stok cabai di kulkas. Bagi Mama memasak tanpa cabai lebih
baik tidak masak.
Prinsip memasak Mama disetujui
oleh kami semua. Kemampuan memasak Mama sepertinya menurun pada saya, eheemm …
karena di sekolah tempat saya mengajar pun saya dipercaya mengasuh kegiatan
ekstra kurikuler cooking club. Tentu
dapat ditebak jenis masakan apa yang saya ajarkan pada siswa-siswa saya. Ya,
masakan sunda yang pedas.
Masalah Perut
Sayangnya meski lidah kami sangat
suka masakan pedas, namun perut kami kadang bereaksi begitu heboh. Bahkan adik
saya yang paling kecil, kalau sudah kepedasan dia akan ribut sendiri naik turun
tangga rumah. Dengan kondisi seperti itu, ia akan tetap melanjutkan makan meski
kepedasan. Tinggal Papa yang berkata
“Lihat deh lihat si Galih kaya
orang nyasar.”
Celotehan Papa yang begitu akan
membuat kami semua tertawa, dan Galih akan ngedumel
sendiri sambil tetap makan, dia marah karena pedas dan juga ditertawakan.
Efek terbesar yang keluarga saya
rasakan sehabis mengonsumsi makanan pedas yang tingkat kepedasannya membuat
orang normal geleng-geleng adalah diare.
Kadang kami menderita diare tahap
ringan dan masih beraktivitas seperti biasa. Namun jika kondisi tubuh sedang drop dan kami masih saja makan yang
pedas serta berminyak, maka diare berat akan menimpa kami. seluruh tubuh akan
lemas dan hasrat buang air besar terus menerus datang.
Mama Selalu Tahu yang Terbaik
Tak hanya seorang chef handal, bagi kami Mama adalah
Otoritas Jasa Keuangan yang mumpuni, Guru les semua pelajaran serta Tabib Sakti
yang punya kemampuan setaraf tabib-tabib di film silat Mandarin. Duh maafkan
analogi saya yang berlebihan ya, namun memang seperti itulah sosok Mama di mata
kami, anak-anaknya.
Saat kami terserang diare, Mama
dengan sigap menyeduh teh tubruk dengan air hangat. Pahitnya teh hangat mampu
melegakan perut sedikit, hanya bubuk daun teh akan berkumpul di sekitar mulut.
Agak mengganggu karena harus melepeh
daun teh yang menempel di bibir dan rongga mulut.
Jika teh pahit hangat tak mempan
juga mengobati diare, maka jurus Mama selanjutnya adalah rebusan daun jambu
biji. Ramuan ini diminumkan pada saya. Pahitnya jangan ditanya. Serasa minum
ramuan ajaib yang ada di dalam kisah Harry Potter.
Ternyata diare masih membandel,
lalu jurus terakhir paling sakti akan Mama keluarkan. Dari rak obat, Mama akan
mengeluarkan Entrostop. Mama akan
menyodorkan secangkir air hangat beserta 1 tablet Entrostop bagi penderita diare di rumah. Mama tahu benar bahwa
hanya Entrostop yang dapat atasi diare
dengan tepat dan benar karena itu di rumah selalu tersedia Entrostop.
![]() |
![]() |
secangkir air hangat dan Entrostop |
Arabian Food Story
Akhir Desember 2017 lalu saya
berangkat ibadah umrah ke tanah suci. Saya pergi berdua teman tanpa ditemani
keluarga menggunakan jasa travel. Kota pertama yang saya datangi adalah
Madinah.
![]() |
meski sempat mengalami diare Alhamdulillah ibadah tak terganggu |
Selama berada di Madinah, saya
kurang cocok dengan makanan di hotel. Saya hargai usaha para chef hotel yang
menyajikan masakan Indonesia semirip mungkin namun sayang rasanya tidak mirip.
Meski tersedia sambal tetap saja rasanya tak sama. Saya pun jadi malas makan
dan pilih-pilih makanan.
![]() |
bakwan dan onde-onde di Madinah yang tidak seperti rasa aslinya, tapi lumayan lah |
Terjadilah penyakit perut
langganan keluarga kami itu. Ya diare, bayangkan saya terkena diare di Madinah.
Untungnya diare tersebut tak mengganggu aktivitas ibadah, tapi repotnya setiap
saya ke toilet rasanya sangat tidak nyaman.
Saya bongkar koper mencari tas
obat yang Mama siapkan. Sebenarnya saya siapkan sendiri, namun menjelang
keberangkatan Mama melakukan screening
check bawaan saya khususnya obat-obatan. Untung saja Mama memasukkan
Entrostop ke dalam tas obat itu. Sama sekali tak terpikirkan oleh saya
sebelumnya untuk memasukkan Entrostop ke dalamnya. Aaah … I really love my Mom. Bahkan tanpa keberadaan beliau di samping
saya saat di Madinah, Mama tetap mengobati saya.
Segera saya minum satu tablet
Entrostop untuk mengobati diare saya. Tak berapa lama, diare saya berhenti. Saya
bisa beribadah dengan normal tanpa khawatir ke toilet terus. Benar-benar obat
yang mampu mengatasi diare dengan tepat
dan benar. Ibadah Umrah saya pun lancar hingga hari terakhir dan kembali ke
Indonesia.
Pastikan membawa Entrostop tiap bepergian ya, karena kita tidak tahu kapan dan bagaimana
diare menyerang.
4 comments
Saya juga selalu membawa obat obatan lengkap setiap travelling spt obat demam, pereda nyeri, sakit gigi dan diare. Travelling pun menjadi lebih nyaman.
BalasHapusIya betul Mba. Karena kita gak tahu kondisi perjalanan nanti seperti apa ya.
HapusHarus diakuri khasiat Entrostop ampuh banget buat diare, saya selalu sedia dirumah (barang wajib punya hehe)
BalasHapusiya betul, di rumah juga selalu ada, di kotak obat di mobil juga ada
HapusBlog ini adalah "kelas kecil" Miss Yunita, tempat menikmati kisah sambil minum kopi. Terima kasih sudah berkunjung. Kalau suka boleh komentar, boleh juga di-share. Mohon tidak meninggalkan link hidup.