Air Mata di Kaki Kabah
08.43
Semalam saya baru mengetahui
bahwa sholat tahiyatul Masjid boleh diganti tawaf. Subuh ini kami akan tawaf sebagai pengganti tahiyatul
masjid. Di dalam ransel saya membawa tiga botol air zamzam untuk didoakan dan
dibawa tawaf.
Saya berjalan bersama Mba Nevy
dan Mba Sri. Setiap satu putaran kami bergerak mendekati Kabah. Di putaran
ketiga posisi kami sangat dekat dengan Rukun Yamani. Kami mendekat dan memang
kondisi Rukun Yamani sedang tidak dipenuhi jamaah.
Hawa dingin masuk ke
seluruh tubuh saya saat tangan dan kening saya bersentuhan langsung dengan Rukun
Yamani. Sekali lagi air mata berjatuhan menderas karena sadar kesalahan besar
yang pernah dilakukan. Di sini di kaki Kabah, di rukun Yamani saya bersujud.
Harum aroma yang khas seolah menjadi aromaterapi yang mendamaikan. Usai tawaf
kami
sholat subuh berjamaah dan mendapat tempat di pelataran kabah. Kemudian kami
kembali ke hotel dan sarapan.
Sholat
di Hijir Ismail
Pengalaman istimewa subuh tadi
saya ceritakan pada Maryati dan Mba Icha sehingga siang ini kami berniat
melakukan tawaf lagi sebelum sholat dzuhur.
Seusai putaran ketujuh kami
tiba di Hijir Ismail. Pintu masuk area Hijir Ismail yang tidak begitu luas
disesaki oleh jamaah yang keluar masuk.
Tentu semua jamaah ingin
merasakan beribadah di area terdekat dengan Kabah apalagi sholat di Hijir
Ismail memiliki banyak keutamaan.
Begitu mendapat tempat yang
sedikit lebih lapang, saya pun sholat sunnah dua rakaat di sana. Saat itu saya
pasrah jika sampai saya ditabrak atau bahkan terinjak jamaah lain, ukuran tubuh
orang Indonesia memang sedikit “imut” dibanding jamaah dari negara lain. Saat
saya hendak sujud, ada seorang jamaah ikhwan yang merentangkan tangan seolah
menghalangi dan mengamankan posisi saya sehingga tidak terganggu jamaah lain.
Sayang saya tak sempat mengucap terima kasih atau bahkan mengenalnya.
Metropolisnya
Mekkah
Mekkah hadir layaknya
kota-kota besar di belahan dunia manapun. Berbeda dengan Madinah yang begitu
tenang dan damai, Mekkah begitu hiruk pikuk.
Di tempat saya menginap, Zamzam Tower yang merupakan tempat hotel berbintang seperti Raffles, Pullman dan sejenis sekaligus pusat perbelanjaan mewah. Aneka brand kelas dunia membuka outlet di Mall ini. Yang mengejutkan ternyata di dalamnya ada gerai Starbucks.
Uniknya di Mekkah ini jika
ingin memesan atau membayar terutama makanan, tempat pembayaran terbagi menjadi
dua jalur ikhwan dan akhwat. Waktu saya membeli kopi di Starbucks dan iseng
mampir ke KFC, saya sempat ditegur petugas karena dengan cueknya masuk ke area
ikhwan. Ya maaf, saya kan tidak tahu.
![]() |
Gerai Bodyshop |
![]() |
Restoran makanan Indonesia |
Tawaf
Wada
Tibalah hari terakhir saya di
Mekkah. Pagi hari usai sarapan rombongan kami bersiap untuk melakukan tawaf wada atau dikenal sebagai tawaf perpisahan.
Untuk tawaf wada jamaah disarankan melakukan di lantai dua masjidil
harrom. Tentu jarak yang ditempuh menjadi empat kali lipat lebih jauh dibanding
tawaf yang mengelilingi Kabah. Namun bismillah rombongan yang hanya berjumlah
dua belas orang ini tetap berjalan melakukan ibadah sunnah terakhir.
Disebut perpisahan memang
nyatanya berpisah karena pukul satu siang rombongan kami akan bertolak menuju bandara
King Abdul Aziz di Jeddah utuk kembali ke tanah air. Belum kaki melangkah
keluar menuju bus, hati ini sudah merasa rindu. Angin sepi mendesir dalam hati.
Bakso
Mang Oedin, Balat
Perjalanan menuju King Abdul
Aziz Airport memakan waktu hingga dua jam. Kami melewati dataran gurun pasir
yang luas. Area inilah yang menjadi shooting film Mission Imposible. Ketika
area gurun berakhir, bus kami memasuki perkotaan.
![]() |
Desir pasir di padang tandus ... |
Kami mampir di Balat, yaitu
sebuah kawasan perbelanjaan. Di Balat banyak pedagang asal Indonesia. Toko
oleh-oleh di sana cukup banyak dan lengkap, namun harganya lebih mahal dari
Madinah.
![]() |
Seporsi bakso Mang Oedin di Balat |
Makanan khas Indonesia banyak
dijual di Balat, salah satunya adalah bakso Mang Oedin. Harga seporsinya cukup
mahal, namun kerinduan pada makanan Indonesia sudah tak tertahankan (ya memang
lebay heheh). Semangkuk bakso, kerupuk dan es teh tawar saya nikmati di sore
hari yang cerah itu.
Jakarta,
Aku Pulang
Meski sempat bermasalah dengan
urusan koper dan pemeriksaan di bagian imigrasi bandara, serta delay selama
hampir 45 menit pesawat kami berangkat tepat waktu. Pukul sepuluh tiga puluh
waktu Jeddah pesawat kami pun mengudara.
Delapan jam lebih
kami di udara, saya sempat menyaksikan matahari terbit dari jendela pesawat.
Mengagumkan. Kemudian langit Jakarta pun terlihat, laut dan atap-atap rumah
semakin dekat hingga akhirnya kami mendarat sempurna.
![]() |
Awan-awan dari balik jendela |
Proses pengambilan bagasi pun tak lama, setelah semua koper serta air zamzam sudah didapat, saya pun mendorong troly keluar di mana Bapak saya sudah menjemput. Baru saja menjejakkan kaki di Indonesia namun kerinduan saya pada Mekkah terutama Madinah begitu meluap. Semoga Allah mengizinkan dan mengundang saya untuk datang ke rumahNya lagi. Aamiin
66 comments
Terharu pas lagi mau sujud terus ada yang jagain gitu.
BalasHapusaku pun terharu dik
HapusMAU KESANAAAA!!!!
BalasHapusInsya Allah Lala akan ke sana
Hapusterharuuu bacanyaa...
BalasHapusiya yang mengalaminya pun kadang masih tak percaya
HapusNginep di Pullman ya? cermin lobinya kayak kenal, hehehe.
BalasHapusSaya bela-belain tawaf wada di depan Ka'bah Mbak Yun, sepanjang putaran nggak berhenti menangis. Tangisnya lebih hebat ketimbang tawaf pertama kali. Rasanya kayak duh kapan bisa ada di sini lagi.
Saya jamin menuliskan ini pasti sambil menahan rindu ingin ke sana lagi deh.... saya yang bacanya juga rindu....
yup bener di Pullman, rezeki anak saleha Kak. Irit tapi dapatnya yang wawwaw hehhe
HapusPerjalanan ibadah yang memorable yah Kak Yun, selalu ada cerita di setiap likunya.
BalasHapusBerkesan dan tak akan pernah terlupakan
HapusDuh..
BalasHapusAyam, kentang sama rotinya bikin ngiler 🤤🤤
Ending dari perjalanan spiritual y mbak, tp perjalanan sesungguhnya baru dimulai ketika pulang dan mempraktekkan nilai2 serta pelajaran selama disana..
betul, yang sulit adalah mempertahankan spirit rajin beribadah selama di sana untuk tetap dilaksanakan di sini
HapusWow... nginep di Zamzam Tower... kereeen
BalasHapushahahha rezeki anak saleha aja sih Mas
HapusSelalu merindukan Baitullah..
BalasHapusSampai krucil pun, betah disana karena sering dapat makanan
selalu dan selalu Mba. semoga dipanggil lagi ke sana
HapusJadi makin pengen buat berkunjung dan beribadah disana...
BalasHapusInsya Allah Dayu segera ke sana. Aamin
Hapusterharu mabk yun ampe nangis, begitu. jadi pgn kesana. trus Mall nya ciamik ya.. ada makanan indonesia juga. kayak bakso.. insyaallah bisa kesana.. amin
BalasHapusInsya Allah Mba Ari segera ke sana. Makanan Indonesia yang ada di sana rasanya ga begitu enak Mba hehehhe
Hapusyun disana km make cadar gak?
BalasHapusEngga. Desember Mekkah dan Madinah itu cuacanya bersahabat jadi ga ngebul dan ga perlu pakai cadar
HapusPengen ke sana. Semoga suatu saat kesampaian :D
BalasHapusAamiin, semoga Mba Nunik sekeluarga segera ke Baitullah
HapusMakan baksonya harusnya pakai nasi, biar nendang. Sayangnya lagi diet.
BalasHapushahahhaa tapi di sana sempet sekali cobain nasi. Yg enak di sana telur ayamnya. beda gitu
HapusTerima kasih mba yun, udah ngeshare semua yg mba yun alami di sana.. :)
BalasHapusjadi cukup merasakan atmosfernya
Sama-sama Mba Kartini, semoga bisa menginspirasi
HapusMantap kak Yun, ada jualan baso jg di sana. Rasanya sama apa beda kak?
BalasHapushttps://helloinez.com
Ya bakso di sana cukuplah untuk mengobati rasa rindu pada si dia #ehh pada makanan Indonesia, tapi enakan makanan asli di Indo sih
HapusMbak yun, baksonya kelihatan enak
BalasHapusAslinya tidak begitu enak Mba, aku lebih suka bakso gerobakan di Jakarta hehehe
HapusBosku pernah cerita, kerinduan pada Mekkah itu beda banget sama kerinduan kita pada tempat-tempat yang lain. Kalau tempat (wisata) lain, paling cukup sekali atau dua kali aja didatangi. Tapi kalau Mekkah, rindunya itu berat banget. Jadi kepengen ke sana juga. Insya Allah.
BalasHapusBtw, doa-doa saat rukun umrah itu harus dihapalin atau bisa dibaca di buku sakunya itu, Kak Yun?
betul, rasa rindu dan sepi ketika meninghalkan Mekkah itu terasa banget. Bahkan kalau boleh mau mau selamanya aja di sana. Doa2 boleh dibaca sambil baca bukunya. kalau aku dikasih earphone bluetooth gitu, jadi tinggal mengucapkan apa yg dibacakan oleh oleh muthowifnya
HapusAlhamdulillah ya mbak terpenuhi sudah undangan Nya beribadah di tanah suci. Semoga akan ada kesempatan2 berikutnya menikmati indahnya beribadah di sana. Aamiin
BalasHapusjadi pingin ke sana jugaa
BalasHapusMasya Allah, mohon doanya semoga bisa segera kesana. Aamiin
BalasHapuskak yun ih. kmu sengaja yaa antre di tmpt ikhwan! hihihi
BalasHapusSemakin banyak teman yg ke sana, jadi semakin besar nih hasrat ini ke baitullah. Dulu berpikir ke sana itu nunggu tua dulu hehe
BalasHapusMakin mau ke sana sama (....)
BalasHapusSetiap baca serial kak Yun Umroh😍😍
Smoga kami yang sedang berencana dan berikhtiar dikabulkan ya kak..
Semoga Allah mengizinkan dan mengundang kak Yun untuk bisa berkunjung ke rumahNya lagi. Aamiin
BalasHapusKak Yun sering-sering posting tentang perjalanan spiritual kesana kaaakk. Aku sukaaa bacanya, buat motivasi.
Tiap baca seri kak yun umroh aku selalu terharu.. trus tadi baca komenan ada yang nangis pas tawaf wada aku jadi ikutan netesin air mata..
BalasHapusKak yun sengaja ya antri ditempet ikhwan? 🙈🙈
Jadi kalo beli oleh2 enaknya dimana kak di mekkah ama madinah? Apasih banyak nanya... hahah
Belanja enaknya di Madinah apalagi ketemu seseorang dan dibantuin nawar2 pas belanja karena dia bisa bahasa Arab hehhehe
Hapuswaaaah impian banget tahun ini bisa umroh seperti Kak Yun.
BalasHapusMasyaAllah, pingin sekali kesana. Terharu banget denger ceritanya, solat hanya untuk Allah, mangkanya ada yang jagain.
BalasHapusInsyaAllah diundang lagi yaa kaa. Aamiin.
Semenjak merasakan indahnya umroh, rasanya trip ke tempat lain jadi kurang greget, pengennya umroh aja, kenangannya terlalu membekas
BalasHapussemoga semua yang komen di postingan mbak yunita ini..bisa disegerakan umroh tahun ini..paling lambat tahun depan...Amiin
BalasHapusAamiin yaa Rabbal Alamiin
HapusKakak tau rasanya rindu meski belum bertemu? itu rasa aku baca cerita kaka ini lho kak
BalasHapusThx mb yun atas share pengalamanya dsana, bs buat bhn belajar kita. Doakan mg dusegerakan ke sana
BalasHapusCerita tentang umroh itu selalu menginspirasi..barakallah mba Yun utk sharing pengalamannya.. :)
BalasHapusBaca cerita Kak Yun, makin bikin penasaran sama Mekkah dan Madinah hehe
BalasHapusduh... jadi kangen pengen ke sini... hiks....
BalasHapusjauh-jauh ke mekkah makan KFC?? Fokus di foto KFC hahha
BalasHapustentu ini pengalaman yang berkesan yaa.
BalasHapusaamiin, semoga bisa kesana lagi...
BalasHapusTulisannya bilin envy dan terharu. Kaget ternyata ada rumah makan israel jg disana...hhhmm
BalasHapusTerima kasih semua yg sudah memberi memberi komentar. Semoga semua segera ke Baitullah, jadi tamunya Allah. Niatkan saja, insya Allah rezeki dan dan yang lainnya dipermudah Allah. kalau kita pasrah, ikhlas dan percaya padaNya insya Allah deh akan dapat yang terbaik
BalasHapusPerjalanan yang luar biasa Mbak Yunita. Perjalanan fisik dan rohani dan semua dituliskan dengan asik, jadi serasa ikut menikmati perjalanan umrahnya. Ngomong2 harga Bakso Bang Udin itu berapa permangkuknya?
BalasHapusSelalu rindu akan tanahMu yang suci, dan rumahMu yang indah, Baitullah 🕋
BalasHapusbacanya terenyuh banget. jadi mau buru-buru berangkatin mamah ke sana. biar bisa merasakan langsung mba yunita ceritakan :') subhanallah
BalasHapusAmien, gue haru, pengin nangis, pngin bisa naik haji, pengin ke tanah suci sama emak 😭😭😭😭
BalasHapusMelihat matahari tenggelam atau terbit ketika sedang mengudara juga pengalaman yang terlupakan. Spektakular banget malahan. Beda rasanya dengan pengalaman pergantian siang/malam jika sedang di darat ya?
BalasHapusPerjalanan yang sangat luar buasa ya mba Yunita,
BalasHapusperjalanan terbaik sepanjang hidup kurasa
Pengen suatu saat singgah di sana. Semoga nanti bisa merasakan apa yang Kak Yun rasakan...
BalasHapussemoga bisa segera sampai kesana aamiin :)
BalasHapusBlog ini adalah "kelas kecil" Miss Yunita, tempat menikmati kisah sambil minum kopi. Terima kasih sudah berkunjung. Kalau suka boleh komentar, boleh juga di-share. Mohon tidak meninggalkan link hidup.