Sepinya Malam di Da Nang Vietnam
14.47
Trinity “The Naked Traveler” Sang
Influencer
Siapa tak kenal Trinity "The Naked Traveler"? Saya rasa
para backpacker sepakat bahwa Trinity
termasuk salah satu influencer yang
menginspirasi kita untuk lebih berani
bepergian sendiri ke negara lain. Apalagi traveling zaman sekarang semuanya
serba mudah. Tak hanya tiket, hotel yang bisa dipesan online, menyusun itinerary sendiri pun bisa dengan
mengandalkan google maps, jika ingin
membuat tujuan yang searah.
Awal 2011 saya membaca buku The Naked Traveler milik teman.
Karena cerita pengalaman backpacker Trinity bagitu bagus dan ditulis dengan
bahasa yang santai, saya pun membeli bukunya dan berlanjut hingga
sekarang. Setiap Trinity mengeluarkan buku, saya pasti beli. Dari
buku-buku serial The Naked Traveler itulah saya terinspirasi dan akhirnya
bertualang berdua sahabat ke Malaysia tahun 2011. Saya pun jadi punya impian
menulis buku sendiri dengan genre travel.
![]() |
Buku favorit yang menginspirasi perjalanan ini |
Baca juga: Pertama kali backpacking ke luar negeri
Salah satu kisah yang menarik di buku The Naked Traveler dua
adalah kisah Trinity di Vietnam. Kisah ini pula yang menjadi inspirasi perjalanan
saya selama delapan hari menyusuri Vietnam selatan berdua dengan backpacker mate yang juga teman
sekantor. Begini kisah lengkapnya:
Drama dari Jakarta Menuju Da
Nang
Saya mengatakan ini bagai drama karena memang kejadiannya yang
kami alami bagaikan drama Korea. Saya dan Bernica sudah tiba di terminal tiga
Soekarno Hatta International airport pukul enam pagi. Terminal tiga makin cantik
dan canggih, akhirnya Indonesia punya bandara yang bisa sejajar dengan bandara
negara lain.
![]() |
Salah satu sudut menarik di terminal tigaSHIA |
Sayangnya, kekaguman saya pada bandara jadi terhenti karena self check in Air Asia rusak sehingga
untuk check in saja kami harus
mengantri di barisan bagasi. Petugas counter
Air Asia pun tidak ramah, ia tak memberi tahu seorang ibu yang berdiri di depan
saya bahwa koper mungilnya bisa dibawa ke kabin tak perlu bayar bagasi sebesar
empat ratus ribu rupiah. Tak bisa tinggal diam, saya memberi tahu si ibu yang
nyaris mengeluarkan uang dari dompetnya.
Ketika tiba giliran saya check
in, ia mencetak tiket sambil menatap saya yang berkaus, celana jeans dan
memanggul carrierl dengan tatapan
tidak ramah (mungkin akibat intervensi saya tentang koper kecil si Ibu
sebelumnya). Lucunya lagi ia bertanya
“Emang Da Nang di Vietnam?”
Seriously, are you really work
in airport? You don’t even know that Da Nang in Vietnam.
Tak hanya itu, ia bahkan meminta saya menunjukkan tiket pulang.
Seumur-umur saya backpacking baru
kali ini ditanya tiket pulang di negara sendiri, kalau di negara tujuan ya
iyalah wajar.
Baca juga: Melintasi Perbatasan Singapura-Malaysia
Baca juga: Melintasi Perbatasan Singapura-Malaysia
Untungnya drama segera berlalu dan saya bisa duduk santai sambil
ngopi cantik menunggu boarding.
Penerbangan ini transit di KLIA 2 saat makan siang dan kami membeli makanan
termurah di gate L-13 KLIA 2, Nasi Lemak seharga 10RM. Saya terpaksa makan nasi
lagi deh. Makan nasi lemak di ketinggian dengan pemandangan gumpalan awan putih
ternyata memberi sensasi tersendiri.
Baca juga: Bobo cantik di KLIA 2
Baca juga: Bobo cantik di KLIA 2
![]() |
Transit di KLIA 2 |
Pertama Kali Menginjakkan kaki
di Vietnam
Cuaca tak bersahabat saat pesawat akan mendarat di Da Nang International
Airport. Gumpalan awan hitam yang tebal dan gerimis berkali-kali ditembus oleh
pilot, sehingga turbulensi terjadi terus menerus. Alhamdulillah kami mendarat
dengan selamat.
![]() |
awan hitam di langit Da Nang |
Di buku The Naked Traveler Trinity menceritakan bahwa banyak
tentara di Airport yang berwajah dingin dan menenteng senapan, cukup
intimidatif. Untung saja saya tak menemukan yang seperti itu. Setelah urusan
imigrasi selesai, kami segera membeli simcard Vietnam. Beberapa travel blogger
merekomendasikan Vinaphone.
Saya salut pada petugas counter
simcard di Da Nang Airport ini. Mereka begitu fasih aneka bahasa asing,
saat melihat turis Korea mereka berbahasa Korea, melihat turis dari Tiongkok,
mereka berbahasa mandarin. Semudah itu mereka switch language seperti menyalakan lampu. Untung saja waktu melihat
saya yang berhijab ini mereka tak berbicara bahasa Arab, kalau iya bisa pusing
saya tak bisa jawab hahahaha. Semua jenis simcard untuk paket unlimited data
selama sepuluh hari dijual seharga 7 USD.
Sekedar tips, kalau teman-teman berencana ke Vietnam sebaiknya
membawa dollar saja dari Indonesia karena nilai tukarnya jauh lebih baik
dibanding langsung membawa Vietnam Dong. Tepat di sebelah kiri dari pintu
keluar ada beberapa money changer
dengan rate yang cukup baik.
Da Nang Vietnam Serasa Berada
di Bandung
Dengan menggunakan Grab Car, kami keluar airport menuju Fulmar
Hotel. Hujan gerimis menyambut kami membelah jalur utama di Da Nang. Meski di
Vietnam, namun kota Da Nang ini begitu mirip dengan Bandung. Jalan yang kami
lewati persis dengan jalan Ciateul di mana banyak toko elektronik klasik,
tertera di papan toko.
![]() |
jalan di Da Nang Vietnam dekat Airport |
![]() |
Fulmar Hotel |
Untungnya hujan reda saat kami sudah selesai check in di hotel dan berstirahat sebentar. Senja turun dengan
cantiknya saat kami berjalan-jalan menikmati senja di kota Da Nang. Kota ini
punya banyak gedung kuno yang cantik, sayangnya kondisi lalu lintas di Da Nang
ini begitu semerawut. Saat menyeberang, kita tak hanya tengok kanan kiri tapi
juga depan belakang agar tidak ditabrak.
![]() |
SD di seberang Fulmar Hotel |
![]() |
Restoran sekitar hotel |
Kami berjalan kaki menuju kantor TheSinh Tourist untuk konfirmasi
tour ke Ba Na Hills besok. Karena terlalu asyik foto-foto sepanjang jalan, suasana
sudah gelap saat kami sampai di kantor TheSinh Tourist.
![]() |
Kantor TheSinh Tourist Da Nang |
Satu hal lagi yang
lucu, di google maps ada seorang turis
yang mengatakan petugas di sana sibuk main game
di ponselnya. Memang kami bertemu pria yang dimaksud, dan memang dia sibuk
dengan ponselnya tapi dia cukup membantu mempermudah semua pesanan kami. Karena
tiap hari kami berpindah kota, kami mengurus tiket tur dan transportasi dari
TheSinh karena setelah dihitung harganya masih jauh lebih baik daripada mengurus
semua sendiri dan terpisah.
Menyusuri Sungai Han
Dari kantor TheSinh Tourist kami berjaan menyusuri sungai Han,
wiww serasa di Korea ya Namanya sama. Sedang asyik meyusuri koq kami tiba-tiba
masuk area tersegel police line dan
trotoar sekitarnya juga ditutup seperti ada pembangunan. Karena kami terus saja
cuek jalan di area itu, tiba-tiba munculah dua tantara menenteng senapan
menghampiri kami. Kocaknya dua tentara itu tak bisa bahasa Inggris dan kami pun
akhirnya pakai bahasa tarzan yang intinya kami tak boleh lewat situ.
Di seberang sungai Han terlihat gemerlap lampu dari deretan restoran dan kafe kopi
yang kece-kece. Langkah terhenti di sebuah coffeeshop
dengan nuansa jadul bernama Da Nang 1975. Ya ampun keren banget, itu reaksi
saya ketika masuk kafe itu. Benar-benar seperti tahun 70-an. Kami memesan
Saigon Ice Coffee Milk. Rasanya? Ya kaya es kopi susu biasa saja, tapi ini di
Vietnam.
Menjelang jam Sembilan malam kami kembali ke hotel menyusuri
sungai Han. Bernica sempat beli sosis dan bakso di gerobak jajanan, saya tak
berani beli karena khawatir sosisnya daging babi. Anehnya jalanan sekitar hotel
sudah sangat sepi padahal baru jam Sembilan.
![]() |
Menyusuri sungai Han |
Restoran yang ada di kiri dan
kanan hotel pun sudah tutup semua. Perut sudah lapar, tadi saya tak beli apapun
karena mau makan di samping hotel yang sepertinya enak. Akhirnya malam itu kami
cuma beli Banh Mi, sandwich yang rotinya dari Long John yang keras. Hiks, malam pertama di Da Nang dilalui dengan
rasa lapar. Pengalaman banget ini, ternyata ada kota yang langsung sepi jam Sembilan
malam.
Sambil istirahat saya menonton TV dan teringat cerita Trinity di buku The Naked Traveler 2, yang menceritakan bahwa semua tayangan di Vietnam itu di-dubbing suara ibu-ibu. Benar saja, saat itu saya nonton drama Korea dan jadi ngakak tak henti karena melihat adegan dua cowok cakep yang lari-larian di tangga tapi suaranya ibu-ibu tanpa intonasi dan ekspresi, flat aja gitu. Betah yaa orang Vietnam lihat muka ganteng tapi suaranya ibu-ibu ahahhahaa. Masih banyak lagi kisah seru selama menyusuri Vietnam, tunggu kelanjutannya ya.
Baca juga:
Berburu mural di Penang
Gemerlapnya malam di Pattaya
Berfoto cantik di Haji Lane Singapura
95 comments
Wah Da Nang! Ini salah satu wishlist saya di Vietnam yang belum kesampaian. Tahun 2015 ke Vietnam, tapi cuma ke Ho Chi Minh City.
BalasHapusBtw, petugas airport itu memang nggak berarti wawasan geografi bagus, mbak. They are airport officer, not a flight attendant. Maksud saya, wajar kalo mereka nggak tau soal Da Nang, tapi poin plus kalau mereka tau. Saya juga pernah kejadian pas ke Phuket bulan Mei lalu. Teman saya pesawat baliknya via Krabi, masih satu provinsi dengan Phuket tapi beda kota. Eh, mbaknya nggak tau Krabi itu di mana, hahaha.
Ditunggu lanjutan cerita di Da Nang-nya, mbak :)
Siip, ceritanya masih panjang sampai sekian episode semoga suka ya Kak
HapusKeren lah ka perjalanan ke Vietnamnya, ditunggu cerita selanjutnya kalo ada wkwkwk.
BalasHapusComing soon ya, nantikan kisah putri yang kembali ke kastil di Ba Na Hill, episode 2
HapusJadi, Ka Yun pergi ke Vietnam demi mencicipi kopi-kopi sana. Mantap Ka.
BalasHapusItu bukunya Trinity jadi panduan banget yaa. Ditunggu yaa kaa launching buku tentang traveling nya 😉
Eh tapi disana film/sinetronnya asli Vietnam pakai dubbing ibu" juga?
Kemanapun aku pergi pasti selalu ngopi di tempat itu, seru aja rasanya
HapusAku ngakak ngebayangin oppa-oppa ganteng tapi suara ibu-ibu, yang nonton pasti jadi gagal fokus sama suaranya hahaha
BalasHapusSeru banget perjalanannya kak, ditunggu cerita selanjutnya.
Ya begitu rasanya, aneh aja liat cowo ganteng suaranya ibu2
HapusKak Yun, seru banget cerita jalan Vietnamnya. Ternyata Da Nang kalah sama Tambun yah , Tambun sampe tengah malem ga pernah sepi ...hehehe ...
BalasHapusHahahhaa itulah aku heran Kak, eh tapi yg dekat Han rivernya sih masih rame tapi yg jalan besarnya udah sepi clep, toko2dan restoran juga tutup, jadi aja aku kelaparan
HapusKalo ke luar negeri dan mau makan dan worry itu halal atw nggak, kasih unjuk gambar B2 aja sambil nunjuk makanan itu pake bahasa tarzan..
BalasHapusBiasanya sih penjual paham dan cara ini biasanya sering digunakan oleh traveler yg ke luar negeri..
Yup ini gue lakukan keesokannya, nantikan jilid 2 ya
Hapusbanyak yang mau aku komentarin...
BalasHapus1. wawh, itu awannya serem banget mbaa
2. aku langsung ngikik lho pas mba yun bersyukur engga diajak ngomong pake bahasa arab. jadinya mba yun diajak ngomong pake bahasa apa tuh? indonesia?
3. aaaku setuju banget, liat fotonya emang mirip banget kayak jalanan di bandung!!
4. traficnya lebih parah kah dari jkt? hihi
overall seruu banget ya mba yun...
Asli awannya tebal hitam dan bikin merinding waktu pesawat nembus, kiri kanannya ada kilatan petir. Udah segala doa dibaca deh. Alhamdulillah mendarat selamat
HapusItu petugas AA songong banget yak. Lagian kan bukan tugas dia untuk bertanya tiket pulang, itu kan tugasnya imigrasi..Duh mental jelek kayak gitu mbok jangan dikasih kerja di front desk
BalasHapusIya Kak Evi, aku aja kaget ditanya tiket pulang, belum pernah kejadian begini
HapusKafenya keren, vintage.
BalasHapusBanyak bangunan kuno lagi.
Da Nang semakin menggoda.
Betul Kak, aku tuh kalau traveling senengnya mampir ke bangunan kuno, museum. Keren aja gitu
HapusKalau ingat kisah Trinity, aku jadi ingat filmnya, belum merepresentasikan dunia penuh drama yang dialami Trinity selama traveling ya. AKu jadi kembali membayangkan nonton TV cowok-cowok cakep tapi pas ngomong, suaranya ibu-ibu. Duh, kayak apaan itu ya kak? Hahahaha. Ayo lanjut cerita tentang Vietnamnya kak.
BalasHapusNantikan episode kedua ya Kak, kalah deh sinetron tersanjung hhahaha
HapusPenasaran juga sama Danang ini ya. Walaupun entah kenapa jadi inget penyanyi dangdut hahaha. Jadi alasan malam malam sepi karena mereka tidurnya cepet apa gimana ? Terus kesel sama petugas AirASia yang nyebelin ya. kok gitu ama orang kita sendiri
BalasHapusAku juga kaget, lah koq bisa area sekitar hotelku langsung clep sepi, padahal dah bayangin makan pho asli saba kan enak malem2
HapusJadi rindu Vietnam. The sinh tourist memang sudah jadi rekomendasi para backpacker, untuk paket trip dan perjalanan.
BalasHapusIya aku juga pilih sinh tour dari beberapa blog sih ehehhe
HapusAku Baru sempet ke Hanoi. Itupun almost sepuluh tahun yll hahhahha jadul benerr. Suasana kotanya mengingatkan akan Pasar Senen Jakarta, riweuh. Tapi cantik karena ada danau di tengah kota.
BalasHapusAku malah ga ke Hanoi Kak, menyusuri ke selatan karena mau nyeberang ke Phnompenh
HapusPetugas Airpot bikin emosi banget sih.
BalasHapusMinta di dor sama tentara yang di vietnam kayaknya.
Iya, udah mah manyun, ga ramah pula. Heran deh
HapusDari beberapa tahun yang lalu, Vietnam udah masuk dalam top list yang harus aku kunjungi. kira-kira aku boleh minta itinerary gak kak? Seru banget deh bisa banyak traveling, sayang kadang waktunya sedikit karena harus kerja juga
BalasHapusBoleh Kak, ada file softcopy-nya koq. E-mail aja ya
HapusMbak yunita keren... aku kok nggak berani jalan2 sendiri.. eh itu berdua ya.. menyenangkan ya ada yangmau diajak mbolang bareng gitu..Sebagai cewek rasanya klo jalan cuma berdua tuh masih berbahaya.. Klo ada penjahat atau semcamnyakan ngeri banget
BalasHapusMakasih yaa Kak Airin, aku memang keren hebehhe
HapusCatat ini baik-baik ah kalau mau ke sana, "Sekedar tips, kalau teman-teman berencana ke Vietnam sebaiknya membawa dollar saja dari Indonesia karena nilai tukarnya jauh lebih baik dibanding langsung membawa Vietnam Dong."
BalasHapusThank you for sharing, miss yun
Sip, semoga berguna tipsnya ya Kak Maria
HapusSeru ya perjalanannya. Kemaren pas ke Vietnam gak sempet ke Da Nang, Miss Yun. Memang lebih enak traveling ala backpacker ya Miss.
BalasHapusYup, modal backpacker tapi fasilitas ala Princess hhehehhe
HapusYang paling berkesan dari tulisan perjalanan Mbak Yun di Vietnam adalah, antusiasme yang juga dirasakan oleh pembaca serta postive thinking Mbak Yun menghadapi berbagai kondisi di sana, termasuk sepinya malam di Da Nang. Keren banget ini.
BalasHapusAamiin Teh, memang kalau lagi jalan2 bawaannya harus happy jangan manyun apapun kondisi yg terjadi
HapusBener ! Bener banget ! Gue aja kemaren self check-in AA di soetta mesinya gak bener, jadi ya.. ngantri di Counter.
BalasHapusMenurut gue sih pendapatan lebih dari maskapai AA itu adalah dari bagasi makanya tiketnya murah dan ketat dalam bagasi...
Salam ransel, cmiwiwww..
Yup, jadi bete ngantrinya. Mana pelayanannya ga ramah gitu ya
HapusSeru banget sih, Kak Yun. Aku sampe pengen ngomentarin semuanya :))
BalasHapusItu mana enak ya nonton aktornya cowok tapi suaranya ibu2. Hahaha...
Nah itu Mba, makanya aku sampe ngakak2 nontonnya. Ga cocok buanget gitu
HapusMbaaaaa kita samaaaa, aku itu terinspirasi traveling, dan jd rutin jalan2 tiap thn, itu krn baca buku mba trinity yg ijo itu. Trus lgs cari buku2nya yg lain. Sampe skr dia idolaku. Tp beda sih gaya aku traveling dengan mba trin. Kalo dia cendrung backpacker, aku msh lbh suka geret koper dan milih hotel :p. Tp ga suka pake tur. Jd semua hrs diurus sendiri :D. Dan itu nagih yaaaaa.
BalasHapusVietnam aku baru HCMC. Tp suatu saat pgn banget balik ke sana jelajah hanoi, halong bay, dan sapa :)
Yup Kak, bisa ngurus sendiri semua tetek bengek traveling tuh ada kepuasan tersendiri
HapusSeru bangeeettt.
BalasHapusDuh ga kebayang aku galau nonton drama tapi dubber nya buibu semua. Sediiiiiih.
Ahahhaa iya, mana ngomongnya tanpa ekspresi gitu, kan bikin ngakak
HapusYa ampun serunya yaa bertualang apalagi di tempat baru dengan panduan trinity pulak hihi..kangen jalan-jalan deeh..
BalasHapusaku jadi teringat cerita Mba Dedew yang ada satu buku dengan Trinity. itu keren juga Mba. Aku tetap ngefans sama Anak Kos Dodol heheheh
HapusDramanya menyebalkan ya, di negeri sendiri pula. Belum sempat ke Da Nang euy, baru sampai HCM aja, padahal kotanya menarik ya. Btw aku kagum dengan bawaanmu, aku dah gak sanggup nenteng2 bacpack sekarang euy. Ngikutin foto2 mu di Ig selama di Vietnam bikin kangen ngebolang ke sana juga
BalasHapusMakasih Mba Donna ^_^
HapusDa Nang jauh lebih cantik daripada HCMC yang agak semrawut khas kota metropolis, harus ke sana
Wah asyik juga nih jalan-jalan di Vietnam :)
BalasHapusAsyik banget Mba apalagi nilai tukar rupiah lebih tinggi di sana
HapusBanyak drama ya perjalanannya... untung aja ada kopi jadi bisa bikin rileks. heheh
BalasHapusiya betul persis kaya sinetron deh trip kali ini
HapusJadi makan halalnya apa dong kak selain roti? Mi instan atau mi-mian yang lain gitu gimana?
BalasHapusAku makan yg pasti aja kaya ayam, ikan, sapi kalau bumbu minyak dll gitu aku sih pasrah. Bismillah aja
HapusKopi vietnam terkenal banget. Sebagai pencinta kopi, Miss Yun total banget deh sampe pengen nyicipin kopi Vietnam di negara asalnya.
BalasHapusSebenarnya sama aja sih Kak rasa kopinya, backpacker ke Vietnam memang sudah diniatkan
HapusDuh KakYun, ngebayangin endingnya ditutup dengan siaran TV yang didubbing ibu-ibu bikin aku ngakak.
BalasHapusSeruuu cerita perjalanannya. Ditunggu lanjutannya, Kak.
Nah itu ngakak buanget liat drakor koq suaranya ibu2. Sip hari kedua dari 10 hari backpacking di Vietnam akan segera rilis
HapusWaktu saya ke Da Nang, lalu lintas malah sepi. Gak ada keramaian apalagi kemacetan...
BalasHapusSudah gitu pedagangnya juga ramah-ramah...
Sebagian memang sepi Mas, tapi di perempatan deket hotel Hilton pas jam pulang kerjanya wiiww semrawuts
HapusDi beberapa perempatan pas jam pulang kerja semrawut bgt Mas, sampe susah mau nyebrang
Hapuswah mantap kak yun jd youtuber skrg.
BalasHapusditunggu cerita blog di video lainnya
Hahahaa masih belajar Kak, pengen bisa edit video yg oke
HapusWah Vietnam. Pengen kesana deh gara-gara tulisannya kak yun. Nabung, nabung, nabung ini mah. 😂😂😂
BalasHapusAyo nabuung, ga akan nyesel ke Vietnam
HapusMembayangkan wajah khas oppa korea tapi suaranya ibu-ibu, duh itu gimana gitu ya 😁😁😁
BalasHapusBtw, kota Da Nang ini jadi ingat di Palembang, jam 9 aja udah sepi 😅
Wah Palembang sepi juga Kak? padahal pengen banget ke Palembang
HapusSeru dan kocak..tapi kok belum muncul tampilan kopi vietnamnya nih Kak..
BalasHapusItu di coffeeshop Da Nang 1975, enak kopinya
HapusSeneng yah bisa jalan jauh2. Pingin tapi ngeri wkwk.
BalasHapusItu benneran yak acara tv nya dubbingan emak2 semua? Kok aneh ya ky gda cowo aja haha
Ayoo Nassa jalan2 jauhan lagi hehehhe
Hapusduh, ditanya tiket pulang di negara sendiri. Aku dengernya aja kok sedih ya. Alhamdulillah baru 1x perjalanan pp pke air asia dan so far oke aja.
BalasHapusSedih dan kezel Dek, belum pernah ditanya gitu di sini
HapusSuasananya mirip jakarta yaa, expectasiku kaya yang di film flm korea gitu..jauh bangeet sih mba yun mainannya duuh..
BalasHapusMirip banget mas apalagi di Ibukotanya benar2 mirip Jakarta ya kotor ya semrawut samaan
HapusDi sana, muka-muka seperti saya banyak ya kak :D
BalasHapusAhhhaa banyak Kak, mirip koq sama orang Indonesia
HapusWah itu petugas airasia nya rada songong ya.. duh jadi penasaran gimana dubbing oppa2 ganteng jadi suata buibu.. ahhah..
BalasHapusDijamin males nonton Korea di sana, ya kali oppa ganteng suaranya ibu2 tanpa ekspresi padahal lagi adegan lari2 di tangga
HapusSuasana dan bangunannya kyk Indonesia yaa kak yun? Atau perasaan aku ajaaa? 😂
BalasHapusKafenya akuu sukaa kak. Vintage bangett. Kyknya baguss buat foto vintage ala-ala gituu kak.
Kafe di depan Han River itu banyak, tapi Da Nang 1975 paling vintage
HapusLampu-lampu di warung kopinya menarik perhatian banget, eh coffee shop maksudnya. Kayanya kalau saya ke sana bisa betah tuh, bisa pulang sampe pagi buat menikmati malam sambil menjalin silaturahmi..
BalasHapusAyoo Kak ke sana , ga bakalan nyesel. Yang nongkrong di coffeeshop itu banyak anak mudanya,
HapusKayaknya banyak ya yang 'tersihir' dengan tulisann Trinity. Hahaha. Jadi kepingin ngunjungin tempat2 yg ada di bukunya. Kalo boleh, share juga dong Mba info soal budget2-an selama mba liburan. Biar bisa jd informasi tambahan kalo mau berkunjung ke Vietnam hehehe
BalasHapusOohh iya, nanti di postingan selanjutnya aku masukan budget ya. Terima kasih masukannya
HapusWah, masih bagus ditanya "Da-nang itu di Vietnam ya?", daripada ditanya "Da-nang ini temennya Dar-to ya?" Hehehehe
BalasHapusAhahhaa iya harusnya kujawab, Da Nang itu di Purwokerto ya
HapusAkhirnya terbit juga cerita di Vietnam. Yg aku inget kopinya rasanya unik. Semuankopi di sana enak. Dr es kopi yang dipinggir jalan sampai yang di kafe. Hmm aku penasaran nih cerita ka Yun di Halong Bay. Stay tune ah aku.
BalasHapusSayangnya aku ga ke Halong Bay Kak .Aku ke selatan karena mau nyebrang ke Kamboja
HapusKak aku tunggu episode selanjutnya. Seru banget bacanya, berasa mau segera otewe juga kesana. hehe
BalasHapusSiaap segera rilis ya Dek. Nah ke Vietnam deeh dijamin ga nyesel
Hapusjadi penasaran pengen pergi ke Kota ini..
BalasHapusbtw tiap ketemu awan kayak gitu di jendela pesawat, ak mesti ga tenang :D
Sebenernya aku ga tenang Kak, segala macam doa juga aku baca
HapusBlog ini adalah "kelas kecil" Miss Yunita, tempat menikmati kisah sambil minum kopi. Terima kasih sudah berkunjung. Kalau suka boleh komentar, boleh juga di-share. Mohon tidak meninggalkan link hidup.